Cemorolawang diguyur abu/ Budi S
Foto Terkait
"Warga saya belum berpikir ke jumlah kerugian. Yang terpenting sekarang ini adalah para pejabat sesering mungkin menengok warga di sini. Kayak dulu itu," jelas Kepala Desa Ngadisari Supoyo kepada detiksurabaya.com, Sabtu (25/12/2010). Namun dia tak mengelak jika lahan pertanian di 12 desa di Kecamatan Sukapura rusak berat, bahkan tanaman banyak yang mati.
Supoyo menyatakan bahwa kerugian yang dialami petani memang ada, karena lahan pertaniannya rusak berat, bahkan gagal panen. "Tapi nilainya belum terpikirkan, karena priotas saat ini adalah keselamatan manusianya dulu," tegasnya.
Pria yang menjadi koordinator kepala desa se Kecamatan Sukapura ini juga menolak menanggapi adanya kabar di sejumlah media yang menyebut nilai kerugian warga maupun petani hingga mencapai lebih Rp 130 miliar.
"Belum kita pikirkan itu. Yang pasti sekarang ini warga saya selamat dulu. Dan pada akhirnya kan pemerintah akan melakukan actionnya (komitmen mengganti kerugian warga)," jawab Supoyo.
Dia berharap semua pejabat yang terkait saat ini memberikan perhatian ekstra bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, khususnya Desa Ngadisari. "Sesering mungkin ditengoklah. Warga membutuhkan support moril agar tenang," katanya.
Sementara Wakil Ketua Tim Tanggap Darurat Bencana AKBP Zulfikar menyatakan bahwa persoalan ganti rugi bagi korban Bromo kewenangan pemerintah. "Nanti pemda yang akan mengkoordinasikan itu. Yang jelas saya setiap hari naik (ke Dusun Cemorolawang)," kata AKBP Zulfikar yang juga Kapolres Probolinggo ini.
Menurut dia, tim tanggap darurat sudah memberikan ribuan masker kepada masyarakat yang wilayahnya diguyur abu. "Tapi tidak dipakai, malah disimpan. Kita sudah ingatkan, bahkan saya takuti kalau tidak dipakai maka akan dievakuasi," kata Zulfikar.
Seperti diberitakan, Wakil Gubernur Jatim Saifuillah Yusuf sebelumnya menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mengganti kerugian yang diderita korban bencana Gunung Bromo. Gus Ipil, panggilan akrabnya meminta agar warga kooperatif dan mementingkan keselamatan jiwanya, dibanding hartabenda.
Dan sebelum status Awas diturunkan menjadi Siaga, sejumlah pejabat provinsi, daerah serta pusat maupun anggota DPR RI banyak yang ke Bromo untuk memantau perkembangan gunung yang eksotik ini. (gik/gik)
No comments:
Post a Comment